Senin, 22 Maret 2010

Perjuangan Seorang Penjual Koran

Hari ini hujan turun tidak begitu deras. buat aku, ini saatnya santai sambil menikmati gemericiknya suara air hujan. Mungkin tidak hanya aku saja, sebagian orang pasti memilih duduk di tengah-tengah keluarga dari pada pergi ke luar rumah.Tapi tidak buat penjual koran langganan keluargaku. Mbah Gun namanya. Di usia yang boleh di bilang tua, dia selalu berkeliling ke semua langganannya dengan sepeda tuanya. Melihat perjuangannya yang seperti itu, aku sempat ternunduk dan dalam hatiku berkata inikah perjuangannya demi sesuap nasi. Rasa capek dan kecewa terhadap nasipnya pun tidak nampak di raut wajahnya. Dan aku sempat berfikir bagaimana kalau semua itu terjadi pada ku. Aku harus menjalani kehidupan seperti itu di masa tua ku.

Ini menjadi pelajaran berharga buat aku. Pelajaran yang tidak aku dapatkan di bangku sekolah. Aku seharusnya bersyukur bisa menikmati apa yang telah aku dapatkan.

Aku pernah mendengar, ada orang yang mengatakan “ Janganlah melihat orang-orang yang ada di atas kita terus, sesekali lihatlahlah orang-orang yang ada di bawah kita.dengan begitu kita bisa mensyukuri atas apa yang telah diberikan untuk kita.”
Hari ini aku membuktikan bahwa masih banyak orang-orang yang tak seberuntung kita. Contohnya saja Mbah Gun , meskipun hari telah malam dan hujan dia tetap bekerja demi hari esoknya yang lebih baik.



5 komentar:

  1. sedih bacanya... :( semoga kita tidak lupa untuk selalu bersyukur atas nikmat Tuhan yah..^^

    BalasHapus
  2. udah kulink balik ya... :)"coretan sayang"

    BalasHapus
  3. bener banget tuh,
    maju teus coretan sayang,,
    moga kita bisa berada diatas dan selalu bsa melihat kebawah,,
    agar kita tidak lupa diri dan sombong

    BalasHapus
  4. Makasih sudah mampir ke blog saya...

    BalasHapus
  5. jadi ingat ketika suatu ketika dulu aku menjadi penjual koran di simpang lampu jalan. tiap hari berteman dengan mereka PARA PEJUANG JALANAN
    ah sudah lama memang tapi aku masih ingat masa itu.


    link akan dipasang sesaat setelah komen ini terbit. terima kasih....

    BalasHapus